Pages

Subscribe:

Labels

Monday, 24 February 2014

Tidak Takut Hantu (Lagi)



Sudah tiga hari ini Tito bertingkah aneh. Setiap malam sebelum tidur, dia akan minta ditemani Mama atau Papa di kamar sampai dia tertidur. Padahal biasanya dia tidak begitu, bahkan sejak umur tiga tahun, Tito sudah bisa tidur sendiri. Tetapi keanehan itu baru terjadi selama tiga hari belakangan ini. Bukan itu saja, kalau disuruh mengambil sesuatu kedalam kamar atau kedapur sendirian, Tito juga tidak mau. Tentu saja Tony sedikit jengkel melihat perubahan sikap adiknya itu karena Tony tidak suka kalau adik laki-lakinya menjadi seorang penakut. 

Tito dan Tony memang memiliki kamar masing-masing, tetapi ketika Tony menawarkan diri menemani Tito untuk menggantikan Mama atau Papa, Tito justru menolak. Kata Tito, Tony belum cukup besar dan kuat untuk melawan hantu. Apa? Hantu?

Dan penyebab tingkah laku Tito yang aneh itu ternyata berasal dari ulah salah satu teman sekelasnya yang bernama Troy si pembual besar itu. Troy dan Tito sama-sama duduk dikelas tiga, sementara Troy sudah kelas lima. Di sekolah Troy memang dikenal sebagai si pembohong besar, sering menceritakan hal-hal yang hebat tetapi tidak masuk akal. Misalnya, dia pernah bercerita kalau dia pernah berkelahi dengan naga atau dilemari baju dikamarnya dia memelihara monster. Bodohnya, Tito dan beberapa temannya masih saja ada yang percaya. Tetapi bualan tentang hantu ini benar-benar sudah keterlaluan dan harus dihentikan.

“Kata Troy, kalau ada orang yang meninggal maka dia akan berubah menjadi hantu”, cerita Tito kepada Tony ketika Tony mendesak omong kosong apa lagi yang telah diceritakan Troy kepada Tito.
“Memangnya Troy sudah pernah melihat hantu?”, tanya Tony. Tito mengangguk.
“Kata Troy, waktu neneknya meninggal setahun lalu, dia melihat hantu neneknya keluyuran”, ujar Tito ngeri. “Kata Troy lagi, hantu kerjanya menakut-nakuti manusia”.
“Kamu sendiri sudah pernah melihat hantu?”, tanya Tony lagi. Tito menggeleng ragu-ragu.
“Menurut kamu kenapa manusia harus takut sama hantu?”, lanjut Tony.  Tito menggeleng lagi, dia memang tidak tau. Dia belum pernah melihat hantu, jadi dia tidak tau apa yang menakutkan dari hantu. 

“Begini lho, Tito”, kata Tony sabil menepuk bahu Tito. “Sekarang sudah tahun 2012. Menurutmu sejak ribuan tahun yang lalu sudah berapa banyak orang yang meninggal?”.  Tito tampak berpikir sejenak.
“Ratusan? Ribuan? Atau mungkin jutaan?”. Tony tersenyum bijak.
“Mungkin sudah ada miliaran manusia yang sudah meninggal sampai saat ini. Nah, kalau seandainya mereka semua menjadi hantu, pasti bumi ini sudah sangat penuh dengan hantu. Setiap hari kita akan bertabrakan dengan hantu dijalan raya, diperpustakaan, dibandara, distasiun kereta api, disekolah…”
“Di kebun binatang, di lapangan bola…”, timpal Tito melanjutkan.
“Nah, itu dia. Kalau memang manusia yang meninggal itu berubah menjadi hantu, mungkin saat ini didepan kita sudah banyak hantu seliweran”. Mendengar itu Tito langsung bergidik ngeri.
“Apa kamu bisa melihat hantu seliweran didekat kita?”
Tito melirik kekanan dan ke kiri, berharap tidak melihat hantu. Dan memang tidak ada hantu disekitar mereka.

“Jadi hantu itu tidak ada ya, Kak?”, tanya Tito kemudian. Tony mengangguk mantap.
“Lalu manusia yang meninggal itu bagaimana?”
“Manusia yang meninggal itu jasadnya lalu dikubur, sementara  jiwanya terbang ke surga”
“Langsung terbang ke surga ya, Kak? Nggak berubah menjadi hantu dan keluyuran untuk menakut-nakuti orang?”
Tony hampir saja tertawa mendengar pertanyaan polos Tito, tetapi ditahan karena khawatir nanti disangka meledek Tito.

“Jadi kamu sekarang masih percaya dengan hantu?”. Tito menggeleng.
“Tidak takut hantu lagi?”. Tito mengangguk yakin.
“Sudah berani tidur sendiri lagi?”
“Iya dong”, jawab Tito sambil tersenyum.

Jam istirahat disekolah, Troy menarik tangan Tito kesudut kelas. Sepertinya dia akan membual lagi.

“Pssst, tau nggak? Tadi malam aku melihat hantu nenekku lagi dihalaman rumahku”, bisik Troy sambil memasang tampang serius.
“Oh begitu?”, ujar Tito datar saja.
“Kamu tidak ngeri membayangkannya?”. Troy heran melihat sikap Tito yang biasa saja, karena biasanya kalau diceritakan tentang hantu maka Tito akan langsung gemetaran.

“Kata Kak Tony, hantu itu tidak ada”, kata Tito lagi.
“Ah, itu karena kakakmu tidak bisa melihat hantu. Untuk bisa melihat hantu, kakakmu harus mempunyai kemampuan hebat seperti aku”.
“Dengar ya, Troy. Ketika manusia meninggal, maka jasadnya dikubur, lalu jiwanya terbang ke surga, bukan menjadi hantu”.
Tito tertegun mendengar penuturan Tito.

“Dan ceritamu barusan pasti akan sangat membuat mendiang nenekmu jengkel sama kamu, karena akan sangat memalukan kalau seseorang itu menjadi hantu. Seharusnya jiwanya terbang ke surga, bukan malah jalan-jalan dihalaman rumah orang”. Troy tampak pucat. 

“Kamu yakin nenekku akan sangat jengkel kalau beliau tau kabar bohong yang aku ceritakan selama ini?”. Tito hanya mengangkat bahu.
“Dimana-mana yang namanya menyebarkan kabar bohong akan selalu membuat jengkel”, ujar Tito sambil berlalu.