Sudah
tiga hari ini Tito bertingkah aneh. Setiap malam sebelum tidur, dia akan minta
ditemani Mama atau Papa di kamar sampai dia tertidur. Padahal biasanya dia tidak
begitu, bahkan sejak umur tiga tahun, Tito sudah bisa tidur sendiri. Tetapi
keanehan itu baru terjadi selama tiga hari belakangan ini. Bukan itu saja,
kalau disuruh mengambil sesuatu kedalam kamar atau kedapur sendirian, Tito juga
tidak mau. Tentu saja Tony sedikit jengkel melihat perubahan sikap adiknya itu
karena Tony tidak suka kalau adik laki-lakinya menjadi seorang penakut.
Tito
dan Tony memang memiliki kamar masing-masing, tetapi ketika Tony menawarkan
diri menemani Tito untuk menggantikan Mama atau Papa, Tito justru menolak. Kata
Tito, Tony belum cukup besar dan kuat untuk melawan hantu. Apa? Hantu?
Dan
penyebab tingkah laku Tito yang aneh itu ternyata berasal dari ulah salah satu
teman sekelasnya yang bernama Troy si pembual besar itu. Troy dan Tito
sama-sama duduk dikelas tiga, sementara Troy sudah kelas lima. Di sekolah Troy
memang dikenal sebagai si pembohong besar, sering menceritakan hal-hal yang
hebat tetapi tidak masuk akal. Misalnya, dia pernah bercerita kalau dia pernah
berkelahi dengan naga atau dilemari baju dikamarnya dia memelihara monster.
Bodohnya, Tito dan beberapa temannya masih saja ada yang percaya. Tetapi bualan
tentang hantu ini benar-benar sudah keterlaluan dan harus dihentikan.
“Kata
Troy, kalau ada orang yang meninggal maka dia akan berubah menjadi hantu”,
cerita Tito kepada Tony ketika Tony mendesak omong kosong apa lagi yang telah
diceritakan Troy kepada Tito.
“Memangnya
Troy sudah pernah melihat hantu?”, tanya Tony. Tito mengangguk.
“Kata
Troy, waktu neneknya meninggal setahun lalu, dia melihat hantu neneknya keluyuran”, ujar Tito ngeri.
“Kata Troy lagi, hantu kerjanya menakut-nakuti manusia”.
“Kamu
sendiri sudah pernah melihat hantu?”, tanya Tony lagi. Tito menggeleng
ragu-ragu.
“Menurut
kamu kenapa manusia harus takut sama hantu?”, lanjut Tony. Tito menggeleng lagi, dia memang tidak tau.
Dia belum pernah melihat hantu, jadi dia tidak tau apa yang menakutkan dari
hantu.
“Begini
lho, Tito”, kata Tony sabil menepuk bahu Tito. “Sekarang sudah tahun 2012. Menurutmu sejak
ribuan tahun yang lalu sudah berapa banyak orang yang meninggal?”. Tito tampak berpikir sejenak.
“Ratusan?
Ribuan? Atau mungkin jutaan?”. Tony tersenyum bijak.
“Mungkin
sudah ada miliaran manusia yang sudah meninggal sampai saat ini. Nah, kalau
seandainya mereka semua menjadi hantu, pasti bumi ini sudah sangat penuh dengan
hantu. Setiap hari kita akan bertabrakan dengan hantu dijalan raya,
diperpustakaan, dibandara, distasiun kereta api, disekolah…”
“Di
kebun binatang, di lapangan bola…”, timpal Tito melanjutkan.
“Nah,
itu dia. Kalau memang manusia yang meninggal itu berubah menjadi hantu, mungkin
saat ini didepan kita sudah banyak hantu seliweran”. Mendengar itu Tito
langsung bergidik ngeri.
“Apa
kamu bisa melihat hantu seliweran didekat kita?”
Tito
melirik kekanan dan ke kiri, berharap tidak melihat hantu. Dan memang tidak ada
hantu disekitar mereka.
“Jadi
hantu itu tidak ada ya, Kak?”, tanya Tito kemudian. Tony mengangguk mantap.
“Lalu
manusia yang meninggal itu bagaimana?”
“Manusia
yang meninggal itu jasadnya lalu dikubur, sementara jiwanya terbang ke surga”
“Langsung
terbang ke surga ya, Kak? Nggak berubah menjadi hantu dan keluyuran untuk menakut-nakuti
orang?”
Tony
hampir saja tertawa mendengar pertanyaan polos Tito, tetapi ditahan karena
khawatir nanti disangka meledek Tito.
“Jadi
kamu sekarang masih percaya dengan hantu?”. Tito menggeleng.
“Tidak
takut hantu lagi?”. Tito mengangguk yakin.
“Sudah
berani tidur sendiri lagi?”
“Iya
dong”, jawab Tito sambil tersenyum.
Jam
istirahat disekolah, Troy menarik tangan Tito kesudut kelas. Sepertinya dia
akan membual lagi.
“Pssst,
tau nggak? Tadi malam aku melihat hantu nenekku lagi dihalaman rumahku”, bisik
Troy sambil memasang tampang serius.
“Oh
begitu?”, ujar Tito datar saja.
“Kamu
tidak ngeri membayangkannya?”. Troy heran melihat sikap Tito yang biasa saja,
karena biasanya kalau diceritakan tentang hantu maka Tito akan langsung
gemetaran.
“Kata
Kak Tony, hantu itu tidak ada”, kata Tito lagi.
“Ah,
itu karena kakakmu tidak bisa melihat hantu. Untuk bisa melihat hantu, kakakmu
harus mempunyai kemampuan hebat seperti aku”.
“Dengar
ya, Troy. Ketika manusia meninggal, maka jasadnya dikubur, lalu jiwanya terbang
ke surga, bukan menjadi hantu”.
Tito
tertegun mendengar penuturan Tito.
“Dan
ceritamu barusan pasti akan sangat membuat mendiang nenekmu jengkel sama kamu,
karena akan sangat memalukan kalau seseorang itu menjadi hantu. Seharusnya
jiwanya terbang ke surga, bukan malah jalan-jalan dihalaman rumah orang”. Troy tampak pucat.
“Kamu
yakin nenekku akan sangat jengkel kalau beliau tau kabar bohong yang aku
ceritakan selama ini?”. Tito hanya mengangkat
bahu.
“Dimana-mana
yang namanya menyebarkan kabar bohong akan selalu membuat jengkel”, ujar Tito
sambil berlalu.